38°C
July 4, 2024
News

Puing-puing pesawat PD II ditemukan di hutan Intipapo Papua

  • May 24, 2024
  • 3 min read
[addtoany]
Puing-puing pesawat PD II ditemukan di hutan Intipapo Papua

Puing-puing pesawat perang yang jatuh pada Perang Dunia II ditemukan di hutan Intipapo Kampung Amyu, Kecamatan Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, kata seorang perwira TNI.

Komandan Satgas Letkol Dicky Apriyadi mengatakan, sejumlah warga warga pertama kali menginformasikan adanya puing-puing pesawat tersebut kepada personel Satgas Yonif 122/Tombak Sakti (TS) yang beroperasi di kawasan tersebut.

Untuk mengecek lokasi jatuhnya pesawat, beberapa tentara bersama warga desa pada Rabu (22 Mei) mendatangi hutan yang sangat dihormati warga setempat secara turun-temurun karena dianggap sebagai “situs suci”, katanya kepada ANTARA, Kamis.

Makanya, sebelum menuju hutan, diadakan ritual adat yang dipimpin oleh kepala suku Amyu Karlos Enev Ewir, ujarnya saat dihubungi dari Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.

Pesawat Perang Dunia II yang jatuh di kawasan hutan Intipapo Distrik Keerom, dekat perbatasan Indonesia-Papua Nugini, kemungkinan milik Polandia, kata Apriyadi.

Pesawat tersebut mungkin saja jatuh pada tahun 1942, namun puing-puingnya tetap tidak tersentuh selama beberapa dekade karena status hutan tersebut disakralkan oleh penduduk setempat, meskipun saat ini sudah terdapat areal perkebunan kelapa sawit di dekat hutan keramat tersebut, ujarnya.

Untuk merebut hati dan pikiran warga desa, personel Satgas Yonif 122/Tombak Sakti (TS) berupaya semaksimal mungkin melakukan pendekatan melalui pendekatan humanis.

Mereka menghormati ritual adat penduduk desa sebelum pergi ke hutan dan juga memberikan layanan kesehatan kepada mereka, kata Apriyadi.

Kini, baling-baling pesawat Perang Dunia II tersebut telah dikeluarkan dari hutan Intipapo dan dilaporkan ke Pemkab Keerom, Kodim 172/PWY, dan Pangkalan TNI AU Silas Papare, ungkapnya.

New Guinea, menurut catatan sejarah Perang Dunia II, dikenal sebagai pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland yang sempat menjadi salah satu medan pertempuran sengit antara pasukan sekutu pimpinan Jepang dan Amerika Serikat.

Saat itu, seperti digambarkan Britannica.com, pasukan Sekutu di Pasifik Barat Daya dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur setelah ia diperintahkan ke Australia pada Maret 1942.

Sumber tersebut mencatat bahwa Jenderal MacArthur “melancarkan serangan di New Guinea yang mengusir Jepang dari Papua pada bulan Januari 1943”.

Karena latar belakang sejarah ini, beberapa wilayah di provinsi Papua di Indonesia pernah menjadi rumah bagi sisa-sisa situs Perang Dunia Kedua.

Di Kabupaten Biak Numfor misalnya, beberapa gua di Desa Sumberker, Kecamatan Samofa, juga pernah digunakan tentara Jepang sebagai tempat berlindung saat perang.

Oleh karena itu, beberapa wisatawan asal Jepang didampingi beberapa pejabat Indonesia sudah sering mengunjungi berbagai situs Perang Dunia II di Biak Numfor, termasuk guanya.

Pada bulan Maret 2011, sekitar 11 orang Jepang mengunjungi situs PD II di Biak Numfor. Mereka adalah ketua tim Nishikubo Manabu, Kazushi Yamagishi, Iwabuchi Nobuteru, Okubo Harua, Sachio Tanaka, Yoshiko Sakamoto, Kazuki Chida, Yazusima Takashi, Takashi Yasukawa, dan Ikuyo Sato Saputro.

Kunjungan mereka ke Biak Numfor merupakan kegiatan rutin sebagai tindak lanjut perjanjian kerja sama antara pemerintah Jepang dan Indonesia dalam rangka hubungan bilateral khususnya di bidang sosial budaya.

About Author

Stacy Stevens